Siapa Yang Harus Disalahkan ?
Setiap manusia memiliki sifat khas, kualitas
dan ketentuan moral pada seseorang atau kelompok masyarakat. Ciri khas tersebut
tidak terlepas dengan hal yang positif dan negatif. Namun seiring berkembangnya
zaman dan usia bangsa ini, anak muda zaman sekarang terkadang banyak yang
mencerminkan sifat khas yang negatif. Hal ini berkaitan dengan pengaruh budaya
barat yang menjadi penyakit bagi kaum
muda. Oleh sebab itu pendidikan perlu di perhatikan dan penting sekali bagi
pertumbuhan anak muda yang diharapkan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan kita dalam
perkembangan sikap dan kepribadian yang luhur. Di dalam pendidikan terdapat
pula pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana
dalam menanamkan nilai-nilai, sehingga tertanam dalam diri peserta didik yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang baik.
Kerja
tim yang terdiri dari orang tua, guru di sekolah, lingkungan, serta pemerintah
dalam lembaga pendidikan harus dibentuk sedemikian rupa. Di awali dengan komunikasi
yang baik antara orang tua dan guru di sekolah. Pertemuan yang intensif antara
keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan
serta perkembangan para remaja. Peran lingkungan masyarakat pun harus lebih
peduli, remaja yang ada di lingkungan kita
adalah tanggung jawab bersama. Lingkungan dapat memberikan informasi yang
benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian
dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya
terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan remaja ke dalam kenakalan remaja. Kontrol yang baik dengan selalu
memberikan pendidikan moral dan agama diharapkan akan dapat membimbing remaja
ke jalan yang benar. Bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja
yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan
kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan
remaja, karena sang remaja mencontoh pola ”kenakalan” para orang tua. Tidak mudah memang
untuk menjadi seorang guru. Guru adalah sebuah profesi yang mulia. Istilah guru di
gugu dan ditiru merupakan wujud tanggung jawab moral seorang guru terhadap masyarakat. Selayaknyalah cita-cita untuk
menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, yaitu menciptakan remaja sebagai generasi
penerus yang berkualitas dan berakhlak muia.
Dalam menjaga sikap dan tindak
tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarga, tetapi
semua orang dan lembaga pendidikan. Guru
yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan
pendidikan adalah sebuah contoh cerminan komitmen dan pendalaman makna dari
seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi.
Dengan demikian ia dapat mengajarkan kepada murid-muridnya yang merupakan
remaja generasi penerus bangsa untuk memiliki moral dan ahlak baik, tidak
korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik
tidak menjadi pendusta, dan tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Guru
adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi
yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan
ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru. Sejak saya
baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru,
selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anaknya untuk selalu
menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah
kesalahan. Harus seperti itukah
kami bertindak? Lantas apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?
Peran
guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja,
tetapi seluruh hidupnya memang harus didedikasikan untuk mendidik. Tidak hanya menyampaikan
teori-teori akademis saja tetapi suritauladan yang digambarkan dengan perilaku baik seorang guru dalam
kehidupan sehari-hari.
Sepertinya filosofi sang guru ini
layak untuk dijadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi
seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi
anak-anak penerus bangsa. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak
remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit
bagi seorang ibu untuk mengajari anak remajanya untuk selalu jujur, jika di rumah
sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. Jadi
bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka
sendiri “nakal”?
Suatu siang saya agak miris melihat
seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya
yang masih SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang
terbilang masih remaja. Contoh peristiwa lain adalah siswa pada zaman sekarang
ini sangat gemar dalam perkelahian antar sekolah(tawuran). Mereka hanya
memikirkan ego saja, mereka tidak memikirkan akibatnya yang telah mereka
lakukan. Indikator dari tawuran tersebut tak lain hanya segelintir siswa saja
yang menjadi provokator dan ia adalah siswa yang sangat berpengaruh dalam
sekolahnya. Perbuatan yang mereka lakukan sangatlah merugikan lingkungan dan
diri mereka sendiri.
Lalu Siapa Yang Harus Disalahkan
Dalam Kasus Tersebut?Apakah si anak remaja tersebut?
Sepertinya tidak adil kalau kita
hanya menyalahkan remaja itu saja, anak terlahir bagaikan selembar kertas yang
masih putih, mau jadi apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan apa
yang di tulisnya pada selembar kertas putih itu. Orang pertama yang patut
disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), guru di sekolah, atau pun lingkungannya.
Terlihat betapa penting peran orang
tua dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang
pertumbuhan anaknya di dapat, orang tua pun harus pandai mengelola informasi
itu dengan benar. Selain orang tua, ada
pula seorang guru yang dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi
para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja. Mari kita bersama-sama untuk
menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan
selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran.
Sang guru bagi para remaja adalah orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat
ia dibesarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik dan fasilitas
pemerintah yang memadai, mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan
yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak
kehidupan dan masa depan para remaja. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
1. juprimalino.blogspot.com/2012/04/strategi-prinsip-pelaksanaan.html
2. iwanuwg.wordpress.com/2011/09/10/membangun-karakter-bangsa.
BIODATA PENULIS
Nama Peserta :
Septian Eka Putra
Tempat dan Tanggal Lahir : Serang,28 September 1996
Kelas :XI IPA 1
Nama
Sekolah :SMA
Negeri 1 Ciruas
Alamat
Sekolah : Jl. Raya Jakarta Km 9.5 Serang
No Telp
Sekolah : (0254) 280043
No Telp/Hp peserta :083813733360
Alamat E-mail Sekolah :
ciruas@smancir1.sch.id
Web Sekolah :
http//www.smancir1.sch.id
Alamat E-mail peserta :S_ekaputra@ymail.com
0 komentar:
Posting Komentar