Subscribe:

KARYAKU!!!!!!!


Siapa Yang Harus Disalahkan ?

Setiap manusia memiliki sifat khas, kualitas dan ketentuan moral pada seseorang atau kelompok masyarakat. Ciri khas tersebut tidak terlepas dengan hal yang positif dan negatif. Namun seiring berkembangnya zaman dan usia bangsa ini, anak muda zaman sekarang terkadang banyak yang mencerminkan sifat khas yang negatif. Hal ini berkaitan dengan pengaruh budaya barat yang  menjadi penyakit bagi kaum muda. Oleh sebab itu pendidikan perlu di perhatikan dan penting sekali bagi pertumbuhan anak muda yang diharapkan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan kita dalam perkembangan sikap dan kepribadian yang luhur. Di dalam pendidikan terdapat pula pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai, sehingga tertanam dalam diri peserta didik yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang baik.
Kerja tim yang terdiri dari orang tua, guru di sekolah, lingkungan, serta pemerintah dalam lembaga pendidikan harus dibentuk sedemikian rupa. Di awali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah. Pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan serta perkembangan para remaja. Peran lingkungan masyarakat pun harus lebih peduli, remaja yang ada di lingkungan kita adalah tanggung jawab bersama. Lingkungan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar  tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan remaja ke dalam kenakalan remaja. Kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama diharapkan akan dapat membimbing remaja ke jalan yang benar. Bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua. Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Guru adalah sebuah profesi yang mulia. Istilah guru di gugu dan ditiru merupakan wujud tanggung jawab moral seorang guru terhadap masyarakat. Selayaknyalah cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, yaitu menciptakan remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas dan berakhlak muia.
Dalam menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarga, tetapi semua orang dan lembaga pendidikan.  Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan adalah sebuah contoh cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi. Dengan demikian ia dapat mengajarkan kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa untuk memiliki moral dan ahlak baik, tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, dan tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru. Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anaknya untuk selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan. Harus seperti itukah kami bertindak? Lantas apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?
                 Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus didedikasikan untuk mendidik. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suritauladan yang digambarkan dengan perilaku baik seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk dijadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak remajanya untuk selalu jujur, jika di rumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. Jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Contoh peristiwa lain adalah siswa pada zaman sekarang ini sangat gemar dalam perkelahian antar sekolah(tawuran). Mereka hanya memikirkan ego saja, mereka tidak memikirkan akibatnya yang telah mereka lakukan. Indikator dari tawuran tersebut tak lain hanya segelintir siswa saja yang menjadi provokator dan ia adalah siswa yang sangat berpengaruh dalam sekolahnya. Perbuatan yang mereka lakukan sangatlah merugikan lingkungan dan diri mereka sendiri.



Lalu Siapa Yang Harus Disalahkan Dalam Kasus Tersebut?Apakah si anak remaja tersebut?
Sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan remaja itu saja, anak terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan apa yang di tulisnya pada selembar kertas putih itu. Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), guru di sekolah, atau pun lingkungannya.
Terlihat betapa penting peran orang tua dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tua pun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.  Selain orang tua, ada pula seorang guru yang dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja. Mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia dibesarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik dan fasilitas pemerintah yang memadai, mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja. Amin.









DAFTAR PUSTAKA

1.    juprimalino.blogspot.com/2012/04/strategi-prinsip-pelaksanaan.html
2.    iwanuwg.wordpress.com/2011/09/10/membangun-karakter-bangsa.

























BIODATA PENULIS



Nama Peserta                                  : Septian Eka Putra
Tempat dan Tanggal Lahir             : Serang,28 September 1996
Kelas                                                  :XI IPA 1
Nama Sekolah                                 :SMA Negeri 1 Ciruas
Alamat Sekolah                               : Jl. Raya Jakarta Km 9.5 Serang
No Telp Sekolah                              : (0254) 280043
No Telp/Hp peserta                          :083813733360
Alamat E-mail Sekolah                   : ciruas@smancir1.sch.id
Web Sekolah                                                : http//www.smancir1.sch.id
Alamat E-mail peserta                    :S_ekaputra@ymail.com



0 komentar:

Posting Komentar